Bandara Ekstrem di Dunia, Satu Landasan dengan Jalan Raya
Reporter : Eko | Senin, 24 November 2014 14:01
Bandara Gibraltar (Daily Mail)
Bandara dengan kategori kelas wahid itu menjadi satu-satunya bandara di dunia yang terpotong oleh jalan raya yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk berlalu-lalang.
Dream - Bandara Gibraltar menjadi salah satu bandara unik di dunia. Bandara dengan kategori kelas wahid itu menjadi satu-satunya bandara di dunia yang terpotong oleh jalan raya. Jalan yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk berlalu-lalang.
Pembangunan bandara ini menang sangat unik. Bukan untuk mencari sensasi. Melainkan karena keterbatasan lahan.
Gilbraltar merupakan wilayah yang berbatasan dengan Spanyol, milik Inggris. Dengan luas wilayah hanya 6,8 kilometer persegi, tentu sangat sulit untuk membangun bandara. Sehingga dibangun memotong jalan bernama Winston Churchill Avenue dengan lalulintas super sibuk itu.
Bahaya? Memang. Setiap mobil atau siapa saja yang lewat jalan itu harus berhenti 10 menit jika ada pesawat yang hendak mendarat maupun terbang. Di masing-masing sisi bandara yang memotong jalan itu dipasang palang yang mirip dengan palang perlintasan kereta di Indonesia.
Bandara di Gibraltar ini hanya melayani penerbangan dari dan ke sejumlah kota di Inggris, semisal London, Birmingham, atau Manchester. Setidaknya ada 30 jadwal penerbangan dari dan ke Inggris.
Jarak bandara ini dengan pusat Gibraltar tak lebih dari setengah kilometer. Sehingga, bandara ini digolongkan sebagai bandara paling ekstrem ke lima di dunia versi History Channel.
Gibraltas merupakan wilayah otonom Ingris yang terletak di ujung selatan Semenanjung Iberia. Wilayah ini berada di bawah kekuasaan Britania lebih dari 300 tahun, sejak 1704. Wilayah ini secara resmi diserahkan oleh Spanyol berdasarkan Perjanjian Utrecht pada tahun 1713.
Bandara ini dibangun selama Perang Dunia II. Kala itu Gibraltar menjadi pangkalan angkatan laut yang penting bagi Ingris. Sehingga dibangunlah bandara ini di atas jalur pacuan kuda. Kemudian, bandara ini dibuka pada 1939 dan semula hanya digunakan sebagai bandara darurat bagi tentara Royal Navy’s Fleet Air.
Seiring perkembangan, bandara itu diperluas hinga ke Teluk Gibraltar. Untuk memperpanjang landas pacu, Inggris menguruk laut di bibir pantai Teluk Gibraltar. Batu-batu itu diambil dari hasil galian tentara yang tengah membuat terowongan pada Perang Dunia II kala itu.
Jalan empat jalur kemudian dibangun dari pusat Gibraltar, memotong landasan pacu, hingga perbatasan Spanyol yang berada di utara bandara. Jalan di landasan pacu itu dianggap menghambat operasi bandara karena peningkatan lalulintas setelah Perjanjian Cordoba 2006 ditandatangani.
Perjanjian ini dibuat antara Spanyol, Inggris, dan Gibraltar. Isi perjanjian itu: membuka bandara untuk penerbangan ke dan dari Spanyol, yang sebelumnya telah dilarang karena ketegangan dengan Inggris.
Sebelum kesepakatan ini, hanya tiga penerbangan yang dioperasikan setiap hari ke Gatwick dan Luton, dan tiga penerbangan seminggu ke Manchester.
Bandara ini sering digunakan oleh pengunjung dan wisatawan yang bepergian ke atau dari bagian selatan Spanyol, seperti Costa del Sol. Bandara ini melayani lebih dari 300.000 pengunjung pertahun, selain juga untuk pesawat kargo.
Pada hari-hari sibuk, bandara ini bisa melayani tujuh penerbangan, baik pesawat yang akan terbang maupun mendarat. Lama penutupan jalan rata-rata 10 menit, namun pada hari tertentu jalanan yang memotong landas pacu itu bisa ditutup dalam waktu lebih dari 2 jam.
Pada 2007 pemerintah setempat berencana mengalihkan empat jalur jalan raya itu melalui terowongan di bawah landasan pacu. Jalan yang dijadwalkan dibuka 2009 silam itu hingga kini belum selesai. (Ism, Sumber: Daily Mail)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar