Bayu Saylendra bersama Aang Sujana dan 38 lainnya
.
Ucapan Ahok yang bilang persetan dengan fengshui dan tetap membabat air mancur Taman Anggrek mengingatkan saya pada Lee Kuan Yew yang mengatakan bahwa fengshui adalah rubbish alias omong kosong belaka dimana dia membangun Singapura secara modern tanpa Percaya takhayul
Secara kepribadian, Ahok memang mirip Lee Kuan Yew, idealis, ceplas ceplos, tabrak sana tabrak sini. Ahok sendiri sering bilang bahwa dia akan membuat Jakarta seperti Singapura.
Halangan cita-cita besar itu memang banyak, Ahok perlu menghabisi para cukong-cukong termasuk cukong cina Indonesia sendiri. Lee Kuan Yew juga bekerja keras menghabisi para gangster dan bajak laut yang banyak berkuasa di Singapura jaman dahulu.
Rencana Ahok tidak tanggung-tanggung, dalam hal kemacetan misalnya dia tidak segan-segan akan membersihkan pusat-pusat kemacetan dengan pajak sangat tinggi dan parkir sangat mahal dibarengi moda transportasi yang modern. Dia tidak perduli walaupun yang dia tantang bisa saja orang yang pernah membantu dia, pilihan berat yang harus dijalani seperti saat Lee Kuan Yew dengan menangis memutuskan lepas dari Malaysia.
Ahok siap dengan resiko apapun, termasuk resiko kematian. Dan kepada istri tercintanya dia sudah berpesan ketika dia mati dalam membela idealisme, mayatnya dikirim ke Belitung tempat kelahirannya.
Ahok adalah representasi antitesa minoritas Cina yang sering sinonim dengan eksklusif dan egois, dia terpilih menjadi bupati di daerah yang hampir 100% muslim walaupun dia Kristen abangan. Dia juga gemar beramal dan rela kehilangan kesempatan mendapatkan uang trilyunan demi idealisme menyejahterakan rakyat dengan kejujuran.
Ahok adalah figur ideal Gubernur Jakarta satu dekade mendatang, membersihkan Jakarta sekaligus memberikan senyum kepada rakyat jelata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar