Sabtu, 20 Desember 2014

Anak Durhaka

Menendang Ibunya Saat Sholat, Anak Ini Berubah jadi Anjing

 
Foto Ilustrasi, karya Patricia piccinini (Google Image)
Foto Ilustrasi, karya Patricia piccinini (Google Image)
Kisah mirip Malin Kundang kemarin terulang di Dusun Sigambal, Desa Pinang Awan, Kec. Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Seorang siswi SMP mendadak berubah wujud usai menendang kepala ibunya yang lagi sholat.
Gadis belia itu menjelma jadi ular berkepala anjing. Hingga akhir November kemarin, kabar itu menggemparkan warga di sana. Tapi anehnya, banyak warga setempat termasuk perangkat desa, kompak tutup mulut soal identitas gadis durhaka dan ibu malang itu.
Alasannya, mereka takut kualat atau tertular kena kutukan. Karena itu, beredar kabar: ibu dan anak itu telah diungsikan ke sebuah lokasi rahasia di Medan. Itu dilakukan demi menghindari kedatangan ratusan orang dari  berbagai daerah yang ingin melihat anak durhaka itu.
Kebenaran kisah heboh ini kemarin dibeber UT, seorang warga di lokasi kejadian. Ia memperlihatkan rekaman dari handphone yang menggambarkan sesosok gadis telah berubah wujud menjadi binatang. Pengakuan UT,  rekaman itu diambilnya sendiri. Dalam rekaman, terlihat jelas seekor ular berkepala anjing dengan posisi meliuk.
Anehnya, ular berkepala anjing itu memiliki 2 tangan menyerupai biawak, juga memiliki rambut putih panjang.  Tayangan dalam rekaman, sambil berputar keliling, ular berkepala anjing itu terdengar mengeluarkan jeritan dan  isak tangis sembari berurai air mata. Banyak warga yang menyaksikan merasa prihatin sekaligus ngeri melihatnya.
Menurut UT, gadis durhaka yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP itu, dalam kesehariannya berperangai  buruk dan sering melawan orang tuanya yang hanya bekerja mocok-mocok, sesekali mencari upahan kerja kepada para tetangga dan kerabatnya. UT bercerita. “Suatu hari,” ucap UT tanpa mau menyebut pasti tanggal  kejadiannya, “gadis belia itu merengek minta dibelikan sepeda motor Yamaha Mio kepada ibu kandungnya.
Karena merasa disepelekan dan diacuhkan sang ibu yang sedang sholat, dia tiba-tiba menendang kepala ibunya  ketika sedang bersujud.”
Inilah awal petaka itu. Saat itu juga, wajah gadis itu sontak berubah wujud menjadi anjing kurus. Seluruh badan  dan kakinya lalu berubah menjadi ular. Ketika sang ibu menyelesaikan sholatnya, kontan dia menjerit histeris dan  menangis meraung-raung melihat puteri kesayangannya telah berubah wujud.
Hingga akhir November lalu, Kapolsek Torgamba, AKP Tampubolon, enggan berkomentar soal kabar heboh yang menggemparkan wilayahnya. Bahkan menurutnya, tidak terjadi apa-apa di wilayah hukumnya.
Kejadian heboh ini berbeda dengan legenda malin kundang. Kalau kutukan bagi malin kundang, terjadi usai  ibunya berseru kepada Allah. Tapi kalau kutukan bagi anak durhaka yang hebohkan Labuhan Batu ini, akibat Allah langsung yang berseru. Kun fayakun. Jadi maka jadilah. Demikian penilaian spritualis Ki Ageng Awaluddin.
Menurutnya, perubahan wujud sang anak menjadi berkepala anjing akibat unsur api lebih mendominasi diri atau  qorin si anak.  Unsur itu pula yang membuat Iblis dan syetan banyak mengendalikan hidupnya.
“Hanya Allah yang dapat menjawab, kematianlah nantinya yang mampu merubah wujudnya kembali, itu pun tak  lepas atas kuasa Allah,” ujar Ki Ageng soal kebenaran kisah itu.
Pun begitu, menurutnya, kisah Rahasia Illahi ini bukan tak mengandung pesan penting, terutama untuk ulama.
“Nyatakanlah kebenaran itu secara Islamiah, atas pengajaran terhadap sikap anak terhadap orang tua, alim  ulama, guru atau sesama, karena hal itu tak terlepas peran alim ulama, dari apa yang dilihat para anak-anak. Ini  juga menandakan alam sudah tua dan situasi saat ini kembali kepada kehidupan dan peradaban yang tak  mengedepankan moral serta menenggelamkan sendi-sendi kebenaran agama,” kata Ki Ageng sambil  mengingatkan: surga itu memang ada di bawah telapak kaki ibu. “Jadi semuanya itu adalah laknat Allah yang  terjadi kepada anak durhaka itu,”.
Semoga kita semua menjadi anak yang SHOLEH dan SHOLEHAH..!!!Mohon Sebarkan artikel ini ke semua temanmu, supaya semuanya tidak ada yang menjadi anak durhaka pada orangtuanya, Terlepas dari benar atau tidaknya kisah ini, kita bisa ambil pelajaran supaya JANGAN DURHAKA pada orang tua, karena banyak contoh, Malinkundang, Sampuraga, dan lain-lain. Silahkan dibully kalau tidak suka, tapi kita hanya ingin menekankan supaya “JANGAN JADI ANAK DURHAKA”.

Jumat, 19 Desember 2014

Bung Natsir!

Kisah nyata yang patut diteladani oleh semua Pejabat Negara RI.


DARI balik lemari yang menjadi sekat ruang tamu, Sitti Muchliesah bersama empat adik dan sepupunya mencuri dengar pembicaraan ayahnya, Mohammad Natsir, dengan seorang tamu dari Medan. Hati remaja-remaja itu berbunga ketika mendengar si tamu hendak menyumbangkan mobil buat ayah mereka.
Lies panggilan Siti menyangka mobil Chevrolet Impala yang sudah terparkir di depan rumahnya di Jalan Jawa 28 (kini Jalan H.O.S. Cokroaminoto), Jakar-ta Pusat, itu akan menjadi milik keluarganya. Sedan besar- buatan Amerika ini tergolong “wah” pada 1956. Saat itu Natsir, yang pernah menjadi Menteri Penerangan dan Perdana Menteri, hanya punya mobil pribadi bermerek DeSoto yang sudah kusam.
Aba-demikian anak-anaknya memanggil Natsir-ketika itu masih anggota parlemen dan memimpin Fraksi Masyumi. “Dia ingin membantu Aba karena mobil yang ada kurang memadai,” kata putri tertua Natsir yang saat itu baru masuk usia 20 tahun.
Harapan anak-anak naik mobil Impala buyar saat ayah mereka menolak tawaran dengan amat halus agar tidak menyinggung perasaan tamunya. “Mobil itu bukan hak kita. Lagi pula yang ada masih cukup,” Lies menirukan ucapan ayahnya ketika mereka bertanya.
Nasihat itu begitu membekas di hati Lies, kini 72 tahun. Aba dan Ummi Nurnahar-ibunda Lies-selalu berpesan kepada anak-anaknya, “Cukupkan yang ada. Jangan cari yang tiada. Pandai-pandailah mensyukuri nikmat.”
Ketika sang ayah menjadi Menteri Penerangan pada awal 1946, Lies mengenang mereka tinggal seadanya di rumah milik sahabat Natsir, Prawoto Mangkusasmito, di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sewaktu pusat pemerintah pindah ke Yogyakarta, keluarga Natsir menumpang di paviliun milik Haji Agus Salim di Jalan Gereja Theresia, sekarang Jalan H Agus Salim.
Periode menumpang di rumah orang baru berakhir ketika mereka menempati rumah di Jalan Jawa pada akhir 1946. Rumah tanpa perabotan ini dibeli pemerintah dari seorang saudagar Arab dan kemudian diserahkan untuk Menteri Penerangan. “Kami mengisi rumah itu dengan perabot bekas,” kata Lies.
Selama menjadi menteri, Natsir jarang bertemu dengan keluarga karena lebih banyak berdinas di Yogyakarta. Di sana pula dia pertama berjumpa dengan guru besar dari Universitas Cornell, George McTurnan Kahin. “Pakaiannya sungguh tidak menunjukkan ia seorang menteri dalam pemerintahan,” tulis Kahin dalam buku memperingati 70 tahun Mohammad Natsir.
Dia melihat sendiri Natsir mengenakan jas bertambal. Kemejanya hanya dua setel dan sudah butut. Kahin, yang mendapat info dari Haji Agus Salim me-ngenai sosok Natsir, belakangan tahu bahwa staf Kementerian Penerangan mengumpulkan uang membelikan pakaian supaya bos mereka terlihat pantas sebagai seorang menteri.
Penampilan Natsir tidak berubah saat menjadi Perdana Menteri Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Agustus 1950. Keluarga Natsir menempati rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Tugu Proklamasi), Jakarta Pusat. Rumah di Jalan Jawa yang sempit dan kusam di-nilai tidak layak buat pemimpin pemerintah. Rumah di Jalan Proklamasi itu lengkap dengan perabot-an sehingga Natsir dan keluarganya hanya membawa koper berisi pakaian dari Jalan Jawa.
Pada masa ini kehidupan keluarga Natsir sudah dibatasi protokoler. Rumah dijaga polisi dan sang Perdana Menteri selalu didampingi pengawal. -Pemerintah juga menyediakan pembantu yang membenahi rumah, tukang cuci dan masak, serta tukang kebun. “Semua fasilitas tidak membuat kami manja dan besar kepala,” ujar Lies.
Putri tertua Natsir yang saat itu duduk di kelas II sekolah me-nengah pertama tersebut tetap naik sepeda ke sekolah karena jarak-nya dekat. Adik-adiknya antar-jemput dengan mobil DeSoto yang dibeli dari uang sendiri. Ibunya masih melanjutkan belanja ke pasar dan kadang masak sendiri. Lies mengatakan keluarganya tidak pernah memanfaatkan fasilitas pemerintah, misalnya perjalanan dinas.
Contoh lain kejujuran Natsir selama menjadi pejabat negara didengar pula oleh Amien Rais, bekas Ketua Umum Muhammadiyah. Ketika masih mahasiswa, ia mendengar cerita Khusni Muis yang pernah menjadi Ketua Muhammadiyah Kalimantan Selatan.
Syahdan, Khusni menuturkan, ia pernah datang ke Jakarta untuk urusan partai (saat itu Muhammadiyah merupakan anggota istimewa Masyumi). Ketika hendak pulang ke Banjarmasin, ia mampir ke rumah Natsir. Tujuannya meminjam uang untuk ongkos pulang. Tapi Natsir menjawab tidak punya uang karena belum gajian. Natsir lalu meminjam uang dari kas majalah Hikmah yang ia pimpin. “Bayangkan, Perdana Menteri tidak memegang uang. Kalau sekarang, tidak masuk akal,” ujar Amien.
Tatkala Natsir mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri pada Maret 1951, sekretarisnya, Maria Ulfa, menyodorkan catatan sisa dana taktis. Sal-donya lumayan banyak. Maria mengatakan dana itu menjadi hak perdana menteri. Tapi Natsir menggeleng. Dana itu akhirnya dilimpahkan ke koperasi karyawan tanpa sepeser pun mampir ke kantong pemiliknya.
Dia juga pernah meninggalkan mobil dinasnya di Istana Presiden. Setelah itu, ia pulang berboncengan sepeda dengan sopirnya. Keluarganya pindah lagi ke rumah di Jalan Jawa setelah Natsir turun dari jabatan perdana menteri. “Kami kembali ke kehidupan semula,” kata Lies.
Pola hidup sederhana itu pula yang membuat anak-anak Natsir mampu bertahan saat suratan takdir mengubah hidup mereka dari kelompok “anak Menteng” menjadi “anak hutan” di Sumatera ketika meletus pemberontakan Pemerintahan Revolusio-ner Republik Indonesia/Perju-angan Rakyat Semesta.
Setelah periode hidup di hutan dan Natsir mendekam dari satu penjara ke penjara yang lain selama 1960-1966, keluarga mereka kehilangan rumah di Jalan Jawa, termasuk mobil DeSoto. Harta itu diambil alih seorang kerabat seorang pejabat pemerintah.
Mereka menjalani “kehidupan nomaden,” terus berpindah kontrakan, dari paviliun di Jalan Surabaya sampai rumah petak di Jalan Juana, di belakang Jalan Blora, Jakarta Pusat. Rumah itu cuma terdiri atas satu kamar tidur, ruang tamu kecil, dan ruang makan merangkap dapur.
Setelah Natsir bebas dari Rumah Tahanan Militer Keagung-an Jakarta pada 1966, ia membeli rumah milik kawannya, Bahartah, di Jalan Jawa 46 (sekarang Jalan H. O.S. Cokroaminoto), Jakarta Pusat. Rumah itu sebetulnya dijual dengan “harga teman”, tapi Natsir tetap tidak mempu-nyai uang. Alhasil, ia harus mengais pinjaman dari sejumlah kawan dan dicicil selama bertahun-tahun.
Teladan kesederhanaan tetap ia tunjukkan saat memimpin Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia pada masa Orde Baru. Bekas Menteri-Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra, yang ketika itu pernah menjadi anggota staf Natsir, menuturkan betapa bosnya acap ke kantor mengenakan kemeja itu-itu saja. Kalau tidak baju putih yang di bagian kantongnya ada noda bekas tinta, kemeja lain adalah batik berwarna biru.
Saat ulang tahun ke-80, Natsir memberikan wasiat kepada anak-anaknya supaya menjaga rumah keluarga di Jalan Cokro-aminoto 46 dan buku-buku karyanya. Lima tahun kemudian ia menutup mata selamanya. Setahun sepeninggalnya, kelima anaknya, Lies, Asma Faridah, Hasnah Faizah, Aisyahtul Asriah, dan Fauzie Natsir, sepakat menjual rumah peninggalan almarhum: mereka tidak sanggup membayar pajaknya.

Minggu, 14 Desember 2014

Peminggiran Islam atau Sekularisasi?





Oleh :Kang Hasan

Saya lupa persisnya kelas berapa saya ketika itu. Kalau tidak kelas 4 mungkin kelas 5 SD. Tahun itu saya merasakan ada perubahan. Tahun-tahun sebelumnya kami libur sebulan penuh selama bulan puasa. Tahun itu dan seterusnya tidak lagi libur.
Setelah saya dewasa saya baru tahu, ada keributan antara orang-orang besar di balik kejadian itu. Adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Jusuf yang mengeluarkan ketentuan itu. Buya Hamka waktu itu Ketua MUI marah. Ia menganggap langkah ini adalah upaya peminggiran Islam. Tapi Daoed Jusuf bergeming. Ia tetap pada keputusannya. Kalau tidak salah karena itulah Hamka mengundurkan diri sebagai Ketua MUI.
Hampir pada saat yang bersamaan Nurcholis Madjid menyampaikan gagasannya yang dianggap kontroversial tentang sekularisme, dengan slogan "Islam Yes, Partai Islam No". Dari slogan itu kita bisa pahami bahwa ia sedang melakukan usaha untuk "menarik" (umat) Islam keluar dari politisasi. Ia sedang mengkampanyekan depolitisasi Islam. Islam harus hadir sebagai agama yang luhur, bukan alat politik. Nurcholis Madjid mendapat kecaman keras, bahkan banyak yang menuduhnya agen Yahudi.
Tak lama setelah itu dimotori Gus Dur NU juga menegaskan bahwa NU kembali ke khittah sebagai ormas Islam, bukan partai politik. Implikasinya warga NU bebas menyalurkan aspirasinya kepada partai politik manapun, tidak harus ke PPP. Langkah ini dianggap sebagai penggembosan terhadap PPP yang mengandalkan massa NU sebagai sumber suara dalam pemilihan umum. Perolehan suara PPP memang menurun pada pemilihan umum setelah itu.
Apa efek semua ini pada umat Islam Indonesia? Apakah setelah itu umat Islam terpinggirkan? Apakah peran dan partisipasi orang Islam menjadi minim?
Agak sulit mengukurnya karena parameternya tidak jelas. Tapi ada beberapa hal menarik yang bisa kita perhatikan. Sepanjang dekade 80-an sepertinya umat Islam "terpinggirkan". Ada berbagai kasus penangkapan dan penahanan terhadap aktivis Islam. Ada pula kasus komando jihad. Jangan lupa pula dengan pelarangan jilbab di sekolah.
Tapi era 90-an menjadi titik balik. Pada era ini justru terjadi arus balik, di mana banyak tokoh Islam masuk ke berbagai jabatan politik, dan hubungan mereka dengan penguasa masa itu, Soeharto, sangat mesra.
Efek lanjutan dari proses itu menurut saya terjadi hingga hari-hari ini. Pada pemilu 2014 ini partai-partai Islam semakin jauh dari dominan dalam politik Indonesia. Peraup suara papan atas adalah partai-partai nasionalis. Partai Islam seperti PPP dan PKS hanya mampu meraih suara kurang dari 10%.
Apakah telah terjadi penyingkiran Islam dari kehidupan bermasyarakat seperti yang dikhawatirkan Hamka dulu? Sejauh yang bisa saya amati, tidak demikian. Yang terjadi justru adalah penguatan, seperti semakin maraknya aktivitas Islam, seperti meningkatnya jumlah pemakai jilbab serta menjamurnya bank syariah. Tentu, sekali lagi, parameter ini sangat bisa diperdebatkan. Namun yang jelas sulit untuk mengatakan bahwa umat Islam sekarang lebih pinggiran ketimbang di era 80-an.
Hari-hari ini saya seperti mengalami de ja vu ketika sekelompok orang menuduh Anies Baswedan sedang melakukan “testing the water” dalam upaya meminggirkan umat Islam. Skalanya tentu berbeda dengan perselisihan antara Daoed Jusuf dengan Hamka dulu. Tapi ada kemiripan.
Anies bukanlah Daoed. Untuk diketahui, ia berasal dari keluarga muslim yang baik. Saya mengenal keluarganya dengan baik. Ayah ibunya, adiknya, pamannya, juga istrinya. Ia bukan dari kalangan “abangan” seperti Daoed Jusuf. Tapi Anies bukanlah pendukung gagasan Islam politik. Ia pendukung Indonesia yang sekuler, Indonesia yang menempatkan Islam sebagai agama yang luhur, buka sebagai alat untuk mencapai kekuasaan politik. Indonesia yang menempatkan Islam sejajar dengan agama-agama lain yang dipeluk oleh warga negaranya, bukan agama yang istimewa, yang mendapat perlakuan lebih dari yang lain. Sekularisasi adalah penyejajaran, penyetaraan, bukan peminggiran.

Minggu, 07 Desember 2014

Mengapa Pria tidak boleh memakai Emas.

Inilah alasan ilmiah mengapa pria tidak boleh memakai emas Emas merupakan salah satu perhiasan yang banyak disukai oleh para wanita. Emas terbuat dari bahan pertambangan. Emas banyak digunakan kaum wanita, karena wanita ingin selalu tampil lebih cantik dan anggun menggunakan emas. Selain wanita banyak sekali akhir-akhir ini para pria juga ikut ikutan menggunakan perhiasan emas ini. Para pria menggunakan emas kerena ingin tampil layaknya orang kaya. Namun apakah boleh kaum pria menggunakan emas ? 
Inilah alasan ilmiah mengapa pria tidak boleh memakai emas
Pria yang memakai gelang emas


Jika menurut islam emas sebenarnya tidak boleh digunakan oelh kaum pria. Karena emas itu hanya untuk kaum wanita saja, seperti kata nabi Muhammad SAW dalam suatu hadist dituliskan " Emas dan sutra dihalalkan bagi para wanita dari ummatku, namun diharamkan bagi para pria”. (HR. An Nasai dan Ahmad).

Selain hadist nabi telah mengatakan demikian, larangan penggunaan emas untuk pria juga dapat dijelaskan secara ilmiah. Emas mengandung suatu senyawa atom yang mampu menembus kulit terdalam. Jika para pria menggunakan emas ini dalam jangka waktu yang panjang atau cukup lama maka atom emas tersebut dapat masuk ke peredaran darah mereka. Bukan hanya itu urin mereka pun juga akan ikut tercemar oleh atom emas berukuran kecil ini. Penyabaran atom emas dalam tubuh ini dikenal dalam dunia kedokteran dengan nama migrasi emas. Dan jika hal itu terjadi maka akan menyebabkan penyakit alzheimer.

Penyakit alzheimer atau zheimer merupakan penyakit yang menyebabkan kaum pria kehilangan mental dan fisiknya sehingga dia akan kembali ke masa kanak kanaknya. Alzheimer ini bukanlah tanda penuaan alami namun merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.

Emas diperbolehkan dikenakan oleh para wanita karena atom yanng berukuran kecil pada emas mampu dibuang ketika wanita tersebut melakukan menstruasi setiap bulanya. Sedangkan disisi lain pria tidak diperbolehkan menggunakan karena kandungan atom emas ini tidak mampu dibuang dalam tubuhnya melalui menstruasi.

Sebenarnya Islam telah melarang kaum pria untuk tidak menggunakan emas, karena islam itu sebenarnya memberikan kita yang terbaik dan islam itu sebenarnya sayang terhadap kita. islam memberikan jalan terbaik untuk kita agar tidak terkena penyakit tersebut. Akan tetapi kita malah melanggarnya. Mungkin kita hanya akan mendapatkan penyesalan. Sebelum penyesalan itu datang jangan menyia-yiakan hidup. Karena hidup kita ini hanya sementara dan hanya satu kali.

Jadi, untuk para pria sebaiknya anda jangan menggunakan emas lebih baik anda berikan emas tersebut kepada wanita yang anda sayang. Karena kita akan lebih bahagia ketika kita dapat berbagi dan kita bisa membuat orang lain merasa bahagia. Jika anda ingin menggunakan perhiasan lebih baik anda menggunakan perak saja karena akan lebih aman.
Demikian alasan ilmiah mengapa pria tidak boleh memakai emas. Semoga bermanfaat.  

Selasa, 02 Desember 2014

Air Liur+buah = Obat Cancer


Air Liur+Buah = Obat Cancer"
Dr. Stephen memperlakukan pasien sakit Cancer dgn cara yg "un-ortodoks" & banyak pasien Sembuh!
Ia percaya pd penyembuhan alami dlm tubuh terhadap penyakit.
Obat utk Cancer sdh ditemukan!
Anda percaya?
Saya berdukacita bagi pasien cancer yg meninggal di bwh perawatan konvensional.
Pasien cancer tdk seharusnya mati !
Menurut DR. Shu, 3 generasi Sinshe di Taiwan:
Makan buah segar dan caranya!
Ini sangat informatif!
Umumnya makan buah berarti membeli buah, cuci, memotongnya & masukkan ke dalam mulut kita?
Tapi tidak semudah yg kita pikirkan! Pengetahuan penting bagaimana & kapan harus makan buah.
Cara yg tepat makan buah;
+ TIDAK MAKAN BUAH-BUAHAN SETELAH ANDA MAKAN.
+ BUAH HARUS DIMAKAN PD SAAT PERUT KOSONG.
BUAH ADALAH MAKANAN PALING PENTING!
BAHAYA! Buah bercampur dgn makanan lain akan membusuk & menghasilkan gas sehingga lambung akan kembung!
Menurut penelitian Dr Herbert Shelton;
Jika Anda telah menguasai cara yg benar makan buah2an,
Anda memiliki;
umur panjang,
selalu sehat,
Penuh energi,
tubuh dan pikiran jadi nyaman & berat badan normal.
Makan buah yg utuh segar dan bersih (Bukan buah/Juice kemasan kaleng/botol Plastik) lebih baik dari pada minum jus.
Tapi jika terpaksa minum jus, maka minumlah seteguk demi seteguk secara perlahan, karena Anda harus membiarkannya bercampur degan air liur Anda sebelum menelannya.
MINUM AIR ES SETELAH MAKAN = KANKER!!
Air dingin akan membuat makanan yang berminyak menjadi solid (beku)!.
Hal ini akan menghambat proses pencernaan.
Ketika 'lumpur' tsb bereaksi dgn asam, maka akan jadi lemak bertoksin(Racun) & berbaris di dalam usus dan terserap dng sangat cepat! Sehingga menyebabkan Cancer!
Cara Terbaik adalah;
* Minum air hangat setelah makan
* Makan buah segar saat perut kosong.
(Buah + Air Liur Manusia = Obat Cancer).
Semoga bermanfaa